Kamis, 21 Februari 2013

Pasca Operasi Bariatrik, Ibu Obesitas Lahirkan Bayi yang Lebih Sehat

Beberapa waktu lalu sejumlah studi mengungkapkan bahwa ibu yang obesitas akan melahirkan anak yang berisiko sakit jantung. Tapi Anda tak perlu khawatir karena ada solusi jitu untuk mengatasinya yaitu operasi bariatrik.

Operasi bariatrik adalah tindakan pembedahan lambung dan saluran pencernaan untuk mengurangi volume makanan yang bisa dikonsumsi dan diserap oleh tubuh seorang.

Studi baru yang menemukan solusi tersebut menerangkan bahwa perubahan metabolik dan penurunan berat badan yang terjadi pasca operasi memberikan efek positif terhadap gen-gen pembawa penyakit peradangan pada keturunannya.

"Studi kami menemukan bahwa obesitas saat hamil mempengaruhi gen yang dimiliki keturunannya," terang peneliti Dr. Frédéric Guénard dari Functional Food Institute, Laval University Kanada dan penerima Heart and Stroke Foundation Research Fellowship.


"Kabar baiknya adalah kita dapat melakukan sesuatu untuk mengubah hal ini yaitu mengurangi obesitas pada ibu karena itu dapat memberikan dampak kesehatan yang positif terhadap kesehatan si anak di masa depan," tambahnya seperti dilansir medindia, Senin (29/10/2012).

Tim peneliti dari Laval University pun menemukan bahwa anak yang terlahir setelah ibunya menjalani salah satu jenis operasi bariatrik yang disebut bilio-pancreatic bypass surgery berpeluang lebih kecil mengalami obesitas, termasuk memiliki resistensi insulin yang tinggi, tekanan darah yang lebih rendah serta profil risiko penyakit jantung yang kecil.

Lalu apa alasan di balik itu? Peneliti pun mengambil sampel darah 25 anak dari 20 ibu yang terlahir sebelum ibunya menjalani bilio-pancreatic bypass surgery dan sampel darah 25 saudara mereka yang terlahir setelahnya.

Usia partisipan berkisar antara 2-24 tahun. Rata-rata indeks massa tubuh (BMI) ibunya adalah 45 sebelum menjalani operasi bariatrik dan 27 setelahnya. Operasi bariatrik sendiri hanya bisa diberlakukan bagi individu dengan BMI 40 ke atas atau BMI 35 ke atas yang mengalami kondisi tertentu seperti diabetes dan risiko operasinya rendah.

DNA di dalam sampel darah pun diuji menggunakan alat khusus bernama Infinium HumanMethylation450 BeadChip untuk menemukan ada tidaknya perubahan gen yang disebabkan oleh metilasi DNA.

Metilasi DNA adalah modifikasi kimiawi DNA yang stabil selama putaran pembelahan sel tetapi tak melibatkan perubahan mendasar dalam sekuens DNA.

Ternyata tingkat metilasinya sangat berbeda antara anak-anak yang terlahir dari ibu yang belum menjalani operasi bariatrik dengan anak-anak yang terlahir setelahnya. Bahkan secara khusus peneliti menemukan bahwa ada lebih dari 5.500 gen yang memiliki perbedaan metilasi pada anak yang terlahir sebelum ibunya menjalani operasi dibandingkan dengan anak yang lahir setelah prosedur itu.

"Temuan kami menunjukkan bahwa operasi bariatrik yang dijalani ibu menghasilkan efek metabolik yang signifikan terhadap profil metilasi dari gen-gen pembawa penyakit peradangan. Operasi bariatrik dan penurunan berat badan yang dialami ibu menyebabkan lingkungan di sekitar rahimnya memberikan perubahan positif pada tingkat metilasi gen janin," jelas Dr. Guénard.

Dr. Guénard menambahkan bahwa secara mendasar studi ini mengatakan bahwa obesitas saat hamil mempengaruhi profil risiko kardiovaskular dan obesitas pada keturunan sehingga penurunan berat badan dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar