Kamis, 21 Februari 2013

Ini yang Perlu Disiapkan agar Ibu Bekerja Sukses Beri ASI Eksklusif

Menurut data badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, ada sekitar 39,95 juta wanita Indonesia usia subur yang bekerja di bidang formal maupun informal. Tidak semua wanita ini berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama.

Buktinya, data Survei Kesehatan Nasional tahun 2010 menemukan bahwa hanya 33,6 persen bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Sisanya, bayi-bayi ini mendapat tambahan makanan dari susu formula. Padahal nutrisi yang terkandung di dalam ASI jauh lebih penting untuk tumbuh kembang anak.

Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa salah satu faktor yang membuat para ibu menyapih bayinya sebelum 6 bulan pertama sejak adalah karena alasan pekerjaan. Pasalnya, masih banyak tempat-tempat kerja yang tidak ramah ibu menyusui.

Jika melihat penerapan di lapangan, banyak perusahaan yang tidak memiliki ruang khusus laktasi dan tidak memiliki peraturan yang memihak ibu menyusui. Maka memberikan ASI eksklusif secara 6 bulan penuh masih menjadi tantangan bagi para ibu yang bekerja.

"Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan bagi ibu hamil yang bekerja untuk dapat memberikan ASI eksklusif, yaitu Support, Time, Education dan Place atau disingkat STEP," kata dr Wiyarni Pambudi, SpA dari dalam seminar 'Kiat Sukses Memberikan ASI bagi Ibu Bekerja' yang diselenggarakan Sentra Laktasi Indonesia di Gedung Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, seperti ditulis pada Senin (17/12/2012).

Dr Wiyarni yang lebih suka disapa dengan nama dr Wiwin ini memaparkan support atau dukungan bisa berasal dari suami, keluarga dan lingkungan ibu bekerja. Dukungan ini akan jauh lebih bermakna jika sudah diberikan sejak dalam masa kehamilan.

Time atau waktu juga perlu diperhitungkan. Di Indonesia, waktu cuti untuk ibu melahirkan adalah 3 bulan. Walau termasuk kurang bagi penerapan ASI Eksklusif, waktu yang singkat ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jam kerja yang fleksibel serta adanya kesempatan memerah ASI di tempat kerja akan sangat membantu.

Education atau pendidikan bukan hanya untuk ibu menyusui saja, namun suami juga perlu dididik menjadi ayah ASI, yaitu ayah yang tahu cara-cara pemberian dan pengelolaan ASI untuk bayinya. Masyarakat luas juga perlu diberikan pemahaman pentingnya ASI untuk bayi dan ibu menyusui.

Place atau ketersediaan ruangan khusus ibu menyusui amat penting bagi ibu menyusui. Di ruang ini, ibu bisa memerah ASI-nya dan disimpan di refrigator. Saat pulang kerja, ASI ini dapat disimpan di rumah untuk diberikan kepada bayi saat ibu tidak dapat menyusui di rumah.

"Apabila proses menyusui berlangsung baik, produksi ASI mencapai puncaknya di minggu ke-5. Ibu sebelumnya juga perlu berlatih memerah ASI terlebih dahulu," papar dr Wiwin.

Dr Wiwin juga menjelaskan angka kebutuhan ASI akan meningkat seiring pertambahan usia bayi. Secara garis besar, bayi berusia 1 minggu perlu mendapat asupan ASI 300 - 600 mL per hari. Saat usianya 2 - 3
minggu, kebutuhannya naik menjadi 450 - 750 mL per hari. Setelah usianya 4 minggu dan seterusnya, asupan ASI yang dibutuhkan adalah 750 - 1.035 mL per hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar