Rabu, 24 April 2013

Konsumsi Ikan di Usia Dini Mengurangi Risiko Alergi


'sea food' photo (c) 2012, Martin Abegglen - license: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0/
Alergi ikan dan hewan laut lain seperti udang dan kepiting merupakan salah satu jenis alergi makanan yang paling umum. Dahulu para peneliti menduga bahwa mengenalkan makanan laut di usia dini mungkin meningkatkan risiko alergi di kemudian hari. Namun belakangan ini, pendapat itu telah banyak disangkal. Para peneliti justru kini menduga bahwa memperkenalkan ikan pada usia dini justru dapat membantu melindungi terhadap alergi.
Hasil penelitian mengenai hal itu banyak sekali, di antaranya adalah studi yang dipublikasikandi jurnal Pediatrics tahun lalu, yang menemukan prevalensi gejala mirip asma yang lebih rendah di antara anak-anak yang dikenalkan untuk makan ikan antara usia 6 dan 12 bulan.
Penelitian yang “mendompleng” studi kelompok kelahiran berbasis populasi di Rotterdam, Belanda itu menemukan bahwa pengenalan ikan pada usia anak antara 6 dan 12 bulan– tetapi tidak sesudahnya– berkaitan dengan prevalensi wheezing (mengi) yang rendah. Paparan makanan ikan pada jendela usia antara 6 dan 12 bulan mungkin berkaitan dengan penurunan risiko asma.
Studi lain dalam The American Journal of Clinical Nutrition yang memantau perkembangan 3.285 anak dari usia 1 sampai 12 menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi setidaknya dua porsi ikan per bulan mengurangi risiko keseluruhan prevalensi dan insiden penyakit alergi sebesar 74% untuk rhinitis dan 78% untuk eksim.
Namun demikian, studi-studi tersebut masih bersifat observasional dan menarik kesimpulan yang sifatnya korelasi, bukan sebab-akibat. Belum diketahui secara pasti mengapa korelasi tersebut ada.

Beberapa tips

Bila ingin memberikan ikan dalam menu anak Anda, beberapa tips berikut mungkin bermanfaat:
  • Hindari ikan-ikan tertentu yang berpotensi tercemar merkuri. Pantai Jakarta dan sekitarnya diketahui cukup tercemar oleh limbah industri. Hindari jenis ikan besar/ikan predator yang berada pada rantai makanan atas seperti ikan hiu, ikan todak, dan makarel raja. Daging mereka dapat mengandung akumulasi merkuri dari ikan-ikan lebih kecil yang mereka makan. Jenis ikan lain yang perlu dihindari adalah yang habitatnya dekat ke dasar laut seperti kerapu, lobster, dan kerang karena kandungan merkuri di sedimen dasar laut lebih tinggi.
  • Buang kulit dan lemak pada ikan laut, terutama lemak perut. Merkuri menumpuk pada bagian lemak ikan.
  • Makanlah dua porsi ikan seminggu dari berbagai ikan kecil dan ikan perairan darat seperti ikan bawal, kakap, lele, gurame, udang tambak dan kerang sungai yang rendah merkuri.

http://majalahkesehatan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar