Jumat, 05 April 2013

Sudah 3 Tahun Bocah Ini Berhenti Berbicara karena Epilepsi & Autisme


Manchester, Bocah 6 tahun ini tak lagi terdengar celotehnya sejak 3 tahun lalu. Anak laki-laki ini tak lagi berkata-kata setelah mengalami kejang-kejang karena epilepsi dan menyandang autisme.

Bocah itu bernama Bobby Hughes. Badannya yang montok dan rambutnya yang keriwil membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Sayang, celoteh khas bocah seusianya sama sekali tak terdengar setelah dia berusia 3 tahun. Satu kata pun tak pernah keluar dari mulutnya.

Sang ibu, Cheryl Hughes (42) berkomunikasi dengan putranya dengan mengidentifikasi suara-suara Bobby. Padahal saat belum mengalami epilepsi, Bobby yang mengalami autisme bisa memanggilnya 'Mum'. Bobby juga bisa memanggil 'Dad' serta mengucapkan kata Woody dari Toy Story. Demikian dikutip dari Daily Mail, Jumat (5/4/2013).

"Dia mengalami kejang sekitar 5-6 kali dan kemudian kata-katanya menghilang," ucap Cheryl.

"Itu berlangsung sejak dia berusia sekitar 3 tahun. Dia tidak lagi mengucapkan satu kata pun. Mungkin karena autismenya atau karena kejangnya, kami tidak tahu," imbuh sang ibunda.

Hanya Cheryl yang bisa berkomunikasi dengan Bobby. Menurutnya berkomunikasi dengan Bobby seperti berkomunikasi dengan bayi. Bobby juga tidak suka keluar rumah, karena tahu tidak ada yang bisa mengerti dia.

Autisme dan epilepsi yang dialami Bobby kemungkinan berdampak pada perkembangan kemampuannya berbicara. Seperti diketahui, orang-orang dengan autisme memiliki masalah dengan berbicara dan komunikasi nonverbal.

Sering kali mereka tidak mampu berbicara sama sekali, mereka hanya menjerit, mengeluarkan suara serak dan keras, maupun bergumam. Ada pula yang bebicara dengan kata-kata yang kedengarannya seperti bahasa asing dan bahkan seperti robot.

Sementara itu menurut penelitian dari University of Gothenburg, epilepsi juga mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara pada anak-anak. Ada pula kondisi yang disebut sindroma Landau-Kleffner (SLK) yang terkait dengan epilepsi pada anak-anak.

Umumnya kondisi ini dimulai saat anak-anak belum berusia 6 tahun, dan anak laki-laki dua kali lebih berisiko terhadap sindroma ini. Penyakit ini ditandai hilangnya kemampuan berbicara dan kejang. Namun kemampian berbicara dan berbahasa masih bisa meningkat.

Keluarga Bobby berharap bisa membeli iPad untuk membantu bocah itu berkomunikasi lebih baik. Bahkan sang nenek menggalang kegiatan 'Berikan Bobby Suara' dengan mengumpulkan lebih dari 1.000 handphone lama. Nantinya hanphone-handphone itu akan ditukar dengan iPad.

Sayangnya sang nenek meninggal bulan lalu sebelum merealisasikan iPad tersebut. Akhirnya Cheryl-lah yang melanjutkan kegiatan tersebut. Dia berharap Bobby dan 5 anak lain sekelasnya yang bersekolah di Dukinfield's Oakdale Special School bisa mendapatkan iPad. Untuk membeli sebuah iPad diperlukan 185 handphone.

"iPad akan membantunya berkembang, membantunya menghilangkan frustasi dan akan membuatnya mampu terintegrasi dengan dunia luar," kata Cheryl.




http://health.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar