Rabu, 24 April 2013

Faktor Genetik Bisa Pengaruhi Pola Makan Anak


Jakarta, Saat waktunya makan, kebanyakan anak tak langsung mau makan karena mungkin yang tersaji di atas piringnya adalah sayuran atau bahan makanan lain yang ia benci. Biasanya kondisi ini disebabkan karena orang tua salah mengatur pola makan anak atau orang tua tak membiasakan memberi variasi makanan pada anak. Tapi sebuah studi baru mengungkapkan hal ini juga bisa jadi didasari faktor genetik.

Studi ini pun dianggap memberi bukti tambahan bahwa faktor genetik memainkan peranan penting dalam menentukan perilaku makan anak, termasuk kecenderungan untuk menghindari makanan-makanan baru atau biasa disebut dengan food neophobia. Hal ini dikemukakan tim peneliti dari University of North Carolina, Chapel Hill, AS.

"Dalam beberapa hal, food neophobia atau keengganan untuk mencoba makanan-makanan baru itu sama halnya dengan temperamen atau kepribadian seorang anak," ungkap ketua tim peneliti Myles Faith, profesor ilmu gizi dari University of North Carolina.

"Sebab secara genetik, ada beberapa anak yang lebih rentan menghindari makanan-makanan tertentu dibanding anak lainnya. Meski begitu bukan berarti mereka tidak dapat mengubah perilakunya dan mengurangi kebiasaannya pilih-pilih makanan," terangnya seperti dilansir Health.com, Selasa (23/4/2013).

Setelah mengamati 66 pasang anak kembar berusia 4-7 tahun, peneliti menemukan bahwa faktor genetik bertanggung jawab terhadap 72 persen kecenderungan variasi anak untuk menghindari makanan-makanan baru. Variasi lainnya dipengaruhi oleh faktor keluarga.

Sebelumnya, sejumlah studi lain menemukan bahwa faktor genetik menyebabkan 78 persen kecenderungan variasi keengganan untuk mencoba makanan baru pada anak berusia 8-11 tahun dan 69 persen untuk variasi pada orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa efek faktor genetik ini relatif konstan pada usia berapapun.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Obesity ini juga menemukan keluarga yang orang tuanya mengalami obesitas, anak-anaknya pun cenderung kelebihan berat badan hanya jika mereka enggan mencoba makanan-makanan baru.

Untuk meningkatkan penerimaan anak terhadap bahan-bahan makanan baru, peneliti menyarankan agar orangtua berperan sebagai role model dan memberikan peluang kepada anak untuk terus mencoba makanan baru. Misalnya menawarkan beberapa jenis makanan baru dan membiarkan anak memutuskan yang mana yang ia coba terlebih dulu.


http://health.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar